InsyaAllah تعالى mulai dars yang ke-8 ini kita mulai masuk ke pelajaran inti ilmu shorof, dimana mulai dars ke-8 ini kita akan betul-betul membahas tentang ilmu shorof. Sebelum kita memasuki ilmu shorof, ada baiknya kalau kita terlebih dahulu memahami beberapa istilah yang sering digunakan dalam ilmu shorof. Ada 2 istilah penting yang harus diketahui oleh para pemula yang ingin mempelajari ilmu shorof :
- Tashrif
- Wazan
Kita akan bahas satu-persatu, yang akan kita bahas pertama tashrif
Tashrif
Sebagaimana telah dijelaskan pada pelajaran-pelajaran sebelumnya bahwa ilmu shorof adalah ilmu yang mempelajari perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Nah, perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya ini diistilahkan dengan tashrif. Secara sederhana kita bisa mengatakan ilmu shorof adalah ilmu yang mempelajari tentang tashrif. Di mana pada bab tentang tashrif ini kita akan mempelajari perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Di dalam bahasa arab, perubahan bentuk satu kata itu ada 10;
1. ada fi'il madhi (kata kerja lampau),
2. ada fi'il mudhori' (kata kerja yang sedang berlangsung atau akan datang), kemudian
3. ada isim mashdar (isim mashdar itu adalah kalau dalam bahasa inggris itu "Gerund", membendakan kata kerja)
4. Isim fa'il (pelaku, yang melakukan), kemudian
5. Isim maf'ul (ini adalah objek atau yang dilakukan atau yang dikenakan perbuatan), kemudian bentuk kata yang ke-6 adalah
6. fi'il amr (adalah kata kerja perintah), kemudian
7. fi'il nahi (adalah kata kerja larangan), kemudian
8. Isim zaman (yaitu waktu), kemudian
9. Isim makan (nama tempat) dan
10. Isim alat (nama alat)
Jadi ada 10. Saya ulangi, fi'il madhi, fi'il mudhori, isim mashdar, isim fa'il, isim maf'ul, fi'il amr, fi'il nahi, isim zaman, isim makan dan isim alat.
Akan tetapi untuk 3 bentuk kata terakhir (yakni isim zaman, isim makan dan isim alat) karena sebagian besar bentuk kata tersebut merupakan sama’iy (سماعي) artinya berdasarkan apa yang kita dengar dari orang arab, yakni tidak ada rumus bakunya maka untuk isim zaman, isim makan dan isim alat kita tidak dibahas dalam pelajaran untuk pemula ini. Jadi kita hanya membahas tashrif (perubahan kata) dari fi'il madhi hingga fi'il nahi saja.
Baik, kita ambil 1 contoh dalam bahasa arab, “melakukan” itu atau “berbuat” dalam bahasa arab adalah:
فَعَلَ
Sebagai catatan bahwa dalam bahasa arab kalau ada sebuah kata yang tersusun dari 3 huruf dan seluruh hurufnya berharokat fathah maka bisa dipastikan ini adalah fi'il madhi, contohnya ini فَعَلَ, maka dia fi'il madhi, kemudian جَلَسَ (telah duduk), كَتَبَ (telah menulis), فَتَحَ (telah membuka). Kita perhatikan, semuanya tersusun dari 3 huruf dan harokatnya adalah fathah maka ini adalah fi'il madhi.
Fi'il madhi ini bisa berubah menjadi fi'il mudhori', isim mashdar, isim fa'il, isim maf'ul, fi'il amr dan fi'il nahi. Perubahan ini dan bentuk perubahannya ada kaidahnya (ada rumusnya). Pada pelajaran selanjutnya kita akan mempelajari rumus cara memahami (cara merubah) dari fi'il madhi menjadi fi'il mudhori, menjadi mashdar, isim fa'il, isim maf'ul, fi'il amr hingga fi'il nahi, insyaAllah.
Kembali ke contoh, فَعَلَ fa'ala artinya telah melakukan/telah berbuat, bisa berubah ke fi'il mudhori yaf'alu يَفْعَلُ (artinya sedang berbuat/sedang melakukan), kemudian mashdarnya adalah فَعْلاً fa'lan tapi yang lebih sering digunakan mashdarnya adalah فِعْلاً fi'lan (artinya perbuatan), kemudian isim fa'il dari kata fa'ala adalah فَاعِلٌ faa'ilun (artinya orang yang melakukan/orang yang berbuat), kemudian perubahan ke isim maf'ul menjadi مَفْعُوْلٌ maf'uulun (artinya yang dilakukan), kemudian berubah menjadi fi'il amr إِفْعَلْ if'al (artinya lakukanlah/berbuatlah) dan terakhir fi'il nahi لاَ تَفْعَلْ laa taf'al (jangan kamu lakukan). Ini adalah contoh tashrif.
فَعَلَ
يَفْعَلُ
فِعْلاً
فَاعِلٌ
مَفْعُوْلٌ
إْفْعَلْْ
لاَ تَفْعَلْ
Ini adalah contoh tashrif, dimana kata fa'ala bisa berubah menjadi yaf'alu, fi'lan, faa'ilun, maf'uulun, if'al dan laa taf'al.
Tashrif ada 2:
- Tashrif isthilahiy
- Tashrif lughowiy.
Apa itu tashrif isthilahiy? Tashrif ishtilahiy adalah perubahan kata dari satu bentuk kata ke bentuk kata yang lain, seperti tadi, perubahan kata fa'ala menjadi yaf'alu, fa'lan, fa'ilun, maf'uulun, if'al, laa taf'al, ini disebut dengan tashrif isthilahiy.
Sedangkan tashrif lughowiy adalah perubahan kata untuk bentuk kata yang sama tetapi dengan isim dhomir yang berbeda-beda, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam bahasa arab antara yang melakukan itu saya, kamu, dia (laki-laki) dan dia (perempuan) maka fi'ilnya berbeda-beda, contoh فَعَلَ fa'ala ini untuk dia laki2 (هُوَ ) sedangkan untuk saya فَعَلْتُ fa'altu, kalau kamu فَعَلْتِ fa'alti, kalau kalian laki-laki فَعَلْتُ fa'altu, kalau untuk هِيَ (dia wanita) فَعَلَتْ fa'alat. Nah, perubahan fa'ala menjadi fa'alta menjadi fa'altu, fa'altum, fa'alti, fa'alat ini disebut dengan tashrif lughowiy, ini jadi definisi tashrif lughowiy.
Saya ulangi, tashrif ada 2, ada tashrif isthilahy ada tashrif lughowiy. Kalau tashrif isthilahiy adalah perubahan kata dari fi'il madhi menjadi fi'il mudhori, isim mashdar, isim fa'il, isim maf'ul, fi'il amr dan fi'il nahi. Sedangkan tashrif lughowiy adalah perubahan untuk bentuk kata yang sama, tetap fi'il madhi tetapi untuk dhomir yang berbeda. Fa'ala menjadi fa'alta, menjadi fa'altu, menjadi fa'alti, ini yang disebut dengan tashrif lughowiy. Ini adalah definisi dari tashrif beserta pembagiannya.
Wazan
Yang kedua kita juga akan membahas istilah yang sering digunakan di ilmu shorof yaitu wazan. Wazan secara bahasa artinya rumus/timbangan/acuan/rumus. Di dalam mempelajari ilmu shorof, untuk mempelajari rumus perubahan, kita menggunakan wazan, dan wazan dalam bahasa arab ini menggunakan kata فَعَلَ fa'ala (fa, 'ain dan lam), ini rumus yang digunakan karna memang....wazan yang digunakan adalah fa'ala arti fa'ala yang sesungguhnya dalam bahasa arab adalah "melakukan", bahkan istilah fi'il diambil dari kata ini فَعَلَ- يَفْعَلُ-فِعْلاً. Itulah alasan yang digunakan kenapa wazan yang digunakan adalah فَعَلَ.
Nah, wazan/rumus ini nantinya akan dijadikan acuan menentukan perubahan kata, contohnya begini :
Kata نَصَرَ nashoro (yang artinya telah menolong) itu mengikuti wazan فَعَلَ يَفْعُلُ, perhatikan fa'ala yaf'ulu, ketika kata نَصَرَ nashoro telah ditetapkan memiliki bentuk seperti itu (wazan/rumus fa'ala yaf'ulu) maka kita harus mengikuti perubahan kata nashoro sesuai dengan kaidah wazan fa'ala yaf'ulu berarti نَصَرَ يَنْصُرُ (nashoro yanshuru)
فَعَلَ - يَفْعُلُ menjadi نَصَرَ - يَنْصُرُ
Perhatikan :
فَعَلَ - يَفْعُلُ
نَصَرَ ـ يَنْصُرُ
Fa'ala - yaf'ulu berarti kan sebelum fa, 'ain dan lam ditambahkan يَ dan sebelum na, shod dan ro ditambahkan يَ dan huruf فَ nya disukunkan berarti ن nya disukunkan. Kemudian ع nya di dhomahkan begitu juga huruf ص nya didhommahkan, yaf'u - yanshu kemudian lam nya di dhommahkan لُ yaf'ulu berarti ر nya didhommahkan menjadi يَنْصُرُ yanshuru. Ini maksud dari wazan. Artinya jika sebuah kata telah dinyatakan masuk ke bab fa'ala yaf'ulu maka perubahannya dari fi'il madhi ke fi'il mudhorinya harus mengikuti wazan bab tersebut. Contohnya nashoro karna dinyatakan mengikuti wazan fa'ala yaf'ulu maka perubahannya nashoro yanshuru.
Contoh yang ke-2 misalkan kata dhoroba ضَرَبَ (artinya telah memukul). Dhoroba ini masuk ke wazan فَعَلَ يَفْعِلُ fa'ala yaf'ilu, maka kata dhoroba perubahannya harus mengikuti fa'ala yaf'ilu jadi dhoroba yadhribu.
Perhatikan
فَعَلَ - يَفْعِلُ
ضَرَبَ - يَضْرِبُ
asalnya ف ini ditambahkan ي dulu di depannya, kemudian ف nya disukunkan menjadi يَفْ yaf maka kata dhoroba ditambahkan ي di depannya kemudian huruf ض nya disukunkan menjadi يَضْ yadh, kemudian ع nya diberi harokat kasroh, kata dhoroba ر nya diberi harokat kasroh menjadi يَضْرِ yadhri, kemudian ل nya diberi harokat dhommah maka ب nya diberi harokat dhommah menjadi fa'ala yaf'ilu dan dhoroba yadhribu.
Ini adalah ketentuan yang harus dipenuhi, jadi ضَرَبَ dhoroba berubahnya pasti يَضْرِبُ yadhribu, tidak boleh kita katakan يَضْرُبُ yadhrubu seperti ضَرَبَ يَضْرُبُ dhoroba yadhrubu, tidak boleh juga kita katakan ضَرَبَ يَضْرَبُ dhoroba yadhrobu. Tetapi kita harus merubah suatu kata sesuai dengan wazannya. Dan kata dhoroba ini masuk dalam bab wazan فَعَلَ يَفْعِلُ fa'ala yaf'ilu sehingga perubahannya wajib ضَرَبَ يَضْرِبُ dhoroba yadhribu, tidak boleh ضَرَبَ يَضْرَبُ dhoroba yadhrobu atau ضَرَبَ يَضْرُبُ dhoroba yadhrubu.
Ini adalah definisi berikut contohnya, contoh dan definisi dari wazan.
KESIMPULAN
Saya kira cukup untuk pelajaran pertama ini. Saya akan menyimpulkan bahwa ada 2 istilah yang sering digunakan dalam ilmu shorof, yang pertama tashrif, yang kedua adalah wazan.
Tashrif sendiri adalah perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Tashrif ada 2, ada tashrif isthilahiy dan ada tashrif lughowiy.
Tashrif isthilahiy adalah perubahan kata dari satu bentuk ke bentuk yang lain, dari fi'il madhi menjadi fi'il mudhori, menjadi isim mashdar, isim fa'il, isim maf'ul, fi'il amr, fi'il nahi, isim makan, isim zaman dan isim alat (perubahan satu kata (fi'il madhi) menjadi 10 bentuk)
Sedangkan tashrif lughowiy adalah perubahan satu bentuk kata yang sama tetapi berdasarkan isim dhomir atau nanti jumlah dan jenisnya berbeda.
Ini definisi tashrif isthilahiy dan tashrif lughowiy.
Sedangkan wazan adalah rumus yang digunakan sebagai acuan, hingga ketika suatu kata dikatakan masuk ke rumus (masuk ke wazan) maka kata tersebut wajib mengikuti perubahan kata wazan tersebut.
InsyaAllah itu dulu untuk pelajaran yang ke-8. Semoga bermanfaat.َ
ْ
hallooooo,, gue mau daftar bro, ga usah pelit2 entar lo ga pernah cium mau surga ,,, mending lo jangan pelit, awas lo pelit, keluarga lo pasti susah, dan lo juga susah,, klo bagiin ilmu jangan pelit2 , ingat yahh, gue kasih lo pelit, medit, kisit, petit, zzz
ReplyDeleteAssalamu alaikum
ReplyDeleteikut ngalap ilmunya tadz,,
saya lagi taraf belajar,,dan betul ingin tahu bhasa arab,,
semoga ada ke ihlasan dan juga bimbinganya.
trima kasih sebelumnya
Assalamu alaikum,,
ReplyDeleteikut ngalap ilmunya tadz,,
saya lagi taraf belajar,,dan betul ingin tahu bhasa arab,,
semoga ada ke ihlasan dan juga bimbinganya.
trima kasih sebelumnya
Izin ngangsu kaweruh pak ustadz
ReplyDeleteKalau isytaraa itu masuk wazan yang mana ustadz? Terimakasih
ReplyDelete