Alhamdulillah kita telah sampai ke pelajaran yang ke-18, dimana pada pelajaran yang ke-18 ini in syaa Allah تعالى kita akan membahas tentang tsulatsi mazid dengan huruf tambahan 1 huruf. Perlu diketahui bahwa ada 3 wazan yang masuk ke kelompok tsulatsi mazid dengan huruf tambahan 1 huruf.
· Yang pertama wazannya adalah fa’’ala - yufa’’ilu فَعَّلَ - يُفَعِّلُ (‘ain ع fi’ilnya ditasydidkan, asalnya fa’ala فَعَلَ menjadi فَعَّلَ fa’’ala).
· Yang kedua wazannya adalah faa’ala - yufaa’ilu فَاعَلَ - يُفَاعِلُ (fa ف fi’ilnya ditambahkan alif ا menjadi panjang, faa’ala - yufaa’ilu فَاعَلَ - يُفَاعِلُ)
· Yang ketiga wazanya adalah af’ala - yuf’ilu أَفْعَلَ - يُفْعِلُ (ditambahkan hamzah أ di depan fa فi /sebelum fa menjadi af’ala - yuf’ilu أَفْعَلَ - يُفْعِلُ)
Ini 3 wazan fi’il tsulatsi mazid dengan huruf tambahan 1 huruf.
Wazan pertama huruf tambahannya pada ‘ain fi’ilnya karena pada dasarnya tasydid itu adalah 2 huruf yang sama bergabung menjadi satu. Wazan kedua huruf tambahannya adalah huruf alif setelah fa. Wazan ketiga huruf tambahannya hamzah sebelum huruf fa. Baik, kita akan bahas satu persatu dari ke-3 wazan tsulatsi mazid 1 huruf ini.
Satu hal yang perlu dicatat, meskipun fi’il tsulatsi mazid tidak bisa kita formulasikan karena antara satu bab dengan bab lain sangat berbeda, akan tetapi ada kesamaan pola antara bab 1, bab 2 dan bab 3 di dalam fi’il tsulatsi mazid 1 huruf. Kesamaan pola tersebut bisa kita lihat di fi’il mudhori’nya, semua fi’il mudhori’ tsulatsi mazid biharfin (1 huruf) ‘ain fi’ilnya berharokat kasroh. Coba kita ulang tadi, fa’’ala - yufa’’ilu فَعَّلَ - يُفَعِّلُ (perhatikan, ‘ain fi’ilnya kasroh), kemudian faa’ala - yufaa’ilu فَاعَلَ - يُفَاعِلُ (‘ain fi’ilnya juga kasroh) dan af’ala - yuf’ilu أَفْعَلَ - يُفْعِلُ (‘ain fi’ilnya juga kasroh). Ini salah satu ciri yang harus kita ingat bahwa fi’il tsulatsi mazid biharfin ciri-cirinya adalah fi’il mudhori’nya ‘ain fi’ilnya berharokat kasroh. Ini ciri-ciri fi’il tsulatsi mazid dengan huruf tambahan 1 huruf.
Kemudian yang kedua yang bisa kita tarik kesimpulan mengenai rumus wazan bab 1 sampai bab 3 dari fi’il tsulatsi mazid biharfin adalah wazan perubahan dari isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr dan fi’il nahi untuk ketiga bab tsulatsi mazid biharfin itu mengikuti fi’il mudhori’nya, artinya kalau kita benar fi’il mudhori’nya in syaa Allah kita bisa dengan mudah merubah fi’il mudhori’ ke bentuk isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr dan fi’il nahi.
Mari kita praktekkan,
فَعَّلَ - يُفَعِّلُ - تَفْعِيْلاً
fa’’ala - yufa’’ilu - taf’iilan
Kita cukup menghafal sampai mashdarnya saja. Adapun sisanya in syaa Allah mudah karena kita tinggal mengikuti fi’il mudhori’nya. Kita hafalkan sampai mashdarnya saja. Jadi,
Bab 1
فَعَّلَ - يُفَعِّلُ - تَفْعِيْلاً
fa’’ala - yufa’’ilu - taf’iilan
Bab 2
فَاعَلَ - يُفَاعِلُ - مُفَاعَلَةً
faa’ala - yufaa’ilu - mufaa’alatan
Bab 3
أَفْعَلَ - يُفْعِلُ – إِفْعَالاً
af’ala - yuf’ilu - if’aalan
Ini cukup kita hafalkan sampai sini saja.
فَعَّلَ - يُفَعِّلُ – تَفْعِيْلاً
fa’’ala - yufa’’ilu - taf’iilan
فَاعَلَ - يُفَاعِلُ - مُفَاعَلَةً
faa’ala - yufaa’ilu - mufaa’alatan
أَفْعَلَ - يُفْعِلُ - إِفْعَالاً
af’ala - yuf’ilu - if’aalan
Kalau kita sudah hafal sampai di sini maka in syaa Allah untuk isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr dan fi’il nahi mudah karena tinggal mengikuti bentuk fi’il mudhori’nya.
Baik, kita bedah dari bab 1 hingga bab 3.
Bab 1 fi’il mudhori’nya adalah yufa’’ilu يُفَعِّلُ. Cara merubah fi’il mudhori’ ke isim fa’il itu mudah dan ini berlaku untuk semua bab, untuk ke-3 bab tsulatsi mazid biharfin. Tinggal kita ganti ya ي fi’ilnya dengan mim م berharokat dhommah. Jadi yufa’’ilu يُفَعِّلُ kita ganti dengan mufa’’ilu مُفَعِّلُ. Karena ini isim maka dia boleh bertanwin, maka kita baca mufa’’ilun مُفَعِّلٌ.
Bagaimana dengan isim maf’ul? Isim maf’ul mengikuti isim fa’il, bedanya membedakan isim fa’il dengan isim maf’ul untuk fi’il tsulatsi mazid dengan tambahan 1 huruf, bedanya di ‘ain fi’ilnya. Kalau isim fa’il ‘ain fi’ilnya berharokat kasroh, kalau isim maf’ul ‘ain fi’ilnya berharokat fathah. Jadi kalau isim fa’il mufa’’ilun مُفَعِّلٌ maka isim maf’ulnya adalah mufa’’alun مُفَعَّلٌ . Ini rumus merubah dari fi’il mudhori’ ke isim fa’il dan isim maf’ul.
Saya ulangi, fi’il mudhori’nya diganti yu يُ nya dengan mu مُ (asalnya yufa’’ilu يُفَعِّلُ kita ganti menjadi mufa’’ilu مُفَعِّلُ). Karena ini isim maka boleh ditanwinkan, kita baca dengan mufa’’ilun مُفَعِّلٌ. Ini untuk isim fa’ilnya.
Adapun untuk isim maf’ulnya, ‘ain fi’ilnya dibaca fathah mufa’’alun مُفَعَّلٌ. Dan rumus ini berlaku untuk 2 fi’il yang lain. Misal kita ambil faa’ala - yufaa’ilu فَاعَلَ - يُفَاعِلُ. Yufaa’ilu يُفَاعِلُ huruf ya ي nya kita ganti menjadi mim م berharokat dhommah, mufaa’ilu مُفَاعِلُ. Kemudian kita tanwinkan, mufaa’ilun مُفَاعِلٌ. Mudah sekali, yufaa’ilu يُفَاعِلُ menjadi mufaa’ilun مُفَاعِلٌ. Ini isim fa’il. Isim maf’ulnya, ‘ain fi’ilnya yang tadinya berharokat kasroh kita fathahkan (asalnya mufaa’ilun مُفَاعِلٌ menjadi mufaa’alun مُفَاعَلٌ).
Ini rumus merubah dari fi’il mudhori’ yufaa’ilu يُفَاعِلُ menjadi mufaa’ilun مُفَاعِلٌ. Kemudian kita rubah isim fa’il mufaa’ilun مُفَاعِلٌ menjadi isim maf’ul dengan memfathahkan ‘ain fi’ilnya (mufaa’alun مُفَاعَلٌ).
Kemudian yang ke-3 af’ala - yuf’ilu أَفْعَلَ - يُفْعِلُ. Perhatikan fi’il mudhori’nya yuf’ilu يُفْعِلُ, maka isim fa’ilnya adalah muf’ilun مُفْعِلٌ. Karena yu يُ nya kita ganti menjadi mu مُ, kemudian kita tanwinkan akhirnya (muf’ilun مُفْعِلٌ). Kemudian isim maf’ulnya mudah, kita fathahkan ‘ain fi’ilnya (muf’alun مُفْعَلٌ).
Ini rumus merubah fi’il mudhori’ bab 1 hingga bab 3 menjadi isim fa’il dan isim maf’ulnya. In syaa Allah mudah sekali, tinggal kita ganti ya ي fi’il mudhori’nya dengan mim م berharokat dhommah (yu يُ menjadi mu مُ), kemudian tanwinkan akhirnya. Sedangkan untuk isim maf’ul, ‘ain fi’ilnya yang berharokat kasroh diganti menjadi fathah. In syaa Allah mudah. Sehingga sampai disini tashrifnya adalah:
Bab 1
فَعَّلَ - يُفَعِّلُ - تَفْعِيْلاً - مُفَعِّلٌ – مُفَعَّلٌ
fa’’ala - yufa’’ilu - taf’iilan - mufa’’ilun - mufa’’alun
Bab 2
فَاعَلَ - يُفَاعِلُ - مُفَاعَلَةً - مُفَاعِلٌ – مُفَاعَلٌ
faa’ala - yufaa’ilu - mufaa’alatan - mufaa’ilun - mufaa’alun
Bab 3
أَفْعَلَ - يُفْعِلُ - إِفْعَالاً - مُفْعِلٌ – مُفْعَلٌ
af’ala - yuf’ilu - if’aalan - muf’ilun - muf’alun
Ini baru sampai isim maf’ulnya. Sekarang kita lanjut ke fi’il amr dan fi’il nahinya. Merubah fi’il amr pun acuannya adalah fi’il mudhori’ (sama dengan isim fa’il tadi).
Kita ambil fi’il mudhori’ bab 1 (fa’’ala - yufa’’ilu فَعَّلَ - يُفَعِّلُ). Asalnya yufa’’ilu يُفَعِّلُ, kita buang ya ي nya, kita sukunkan akhirnya. Asalnya yufa’’ilu يُفَعِّلُ menjadi fa’’il فَعِّلْ. Mudah sekali.
Bab 2 pun seperti itu, yufaa’ilu يُفَاعِلُ, dibuang ya ي nya, disukunkan akhirnya. Yufaa’ilu يُفَاعِلُ menjadi faa’il فَاعِلْ.
Kemudian bab 3, yuf’ilu يُفْعِلُ, kita buang ya ي nya, kemudian karena fa ف nya sudah sukun maka tidak mungkin kita mengikuti seperti yufa’’ilu يُفَعِّلُ menjadi fa’’il فَعِّلْ. Maka kita butuh menambahkan hamzah أ di depannya, dan hamzah ini wajib berharokat fathah. Yuf’ilu يُفْعِلُ menjadi af’il أَفْعِلْ.
Inilah jawaban kenapa fi’il tsulatsi mujarrod tidak ada yang hamzah fi’il amrnya berharokat fathah karena nanti akan serupa dengan fi’il tsulatsi mazid wazan af’ala ini. Sehingga fi’il tsulatsi mujarrod fi’il amrnya hamzahnya berharokat dhommah dan kasroh saja.
Saya ulangi untuk tashrif tsulatsi mazid bab 1 hingga fi’il amr.
Bab 1
فَعَّلَ - يُفَعِّلُ - تَفْعِيْلاً - مُفَعِّلٌ - مُفَعَّلٌ – فَعِّلْ
fa’’ala - yufa’’ilu - taf’iilan - mufa’’ilun - mufa’’alun - fa’’il
Bab 2
فَاعَلَ - يُفَاعِلُ - مُفَاعَلَةً - مُفَاعِلٌ - مُفَاعَلٌ – فَاعِلْ
faa’ala - yufaa’ilu - mufaa’alatan - mufaa’ilun - mufaa’alun - faa’il
Bab 3
أَفْعَلَ - يُفْعِلُ - إِفْعَالاً - مُفْعِلٌ - مُفْعَلٌ – أَفْعِلْ
af’ala - yuf’ilu - if’aalan - muf’ilun - muf’alun - af’il
Ini fi’il-fi’il madhi hingga fi’il amr.
Terakhir fi’il nahi. Ini juga mudah in syaa Allah. Kita masih menggunakan fi’il mudhori’ nya. Karena kita ingat bahwa fi’il nahi ini adalah fi’il mudhori’ dhomir anta yang ditambahkan laa nahiyah, maka kita menggunakan dhomir anta (dengan menggunakan huruf ta mudhoro’ah). Asalnya yufa’’ilu يُفَعِّلُ, kita tambahkan laa لاَ di depannya, kita ganti ya ي dengan ta ت, kemudian sukunkan. Yufa’’ilu يُفَعِّلُ menjadi laa tufa’’il لاَ تُفَعِّلْ. Ini bab 1.
Kemudian bab 2, yufaa’ilu يُفَاعِلُ. Yufaa’ilu يُفَاعِلُ kita tambahkan laa لاَ di depannya. Asalnya laa yufaa’ilu لاَ يُفَاعِلُ kemudian kita ganti menjadi laa tufaa’ilu لاَ تُفَاعِلُ. Kemudian kita sukunkan, laa tufaa’il لاَ تُفَاعِلْ.
Dan bab 3 fi’il mudhori’nya yuf’ilu يُفْعِلُ, maka fi’il nahinya adalah kita tambahkan laa لاَ di depannya (laa yuf’ilu لاَ يُفْعِلُ), kemudian diganti ya ي menjadi ta ت (laa tuf’ilu لاَ تُفْعِلُ), kemudian kita sukunkan, laa tuf’il لاَ تُفْعِلْ. Jadi fi’il nahi bab 3, af’ala - yuf’ilu - laa tuf’il أَفْعَلَ - يُفْعِلُ - لاَ تُفْعِلْ.
Kita lihat seluruh rumus perubahan dari isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr dan fi’il nahi acuannya adalah fi’il mudhori’. Jadi yang harus kita hafalkan dengan baik adalah bentuk fi’il madhi hingga mashdarnya. Adapun untuk isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr dan fi’il nahi tinggal melihat bentuk fi’il mudhori’ nya kemudian dirubah berdasarkan rumus yang tadi ana jelaskan.
Baik, sekarang kita beberkan seluruh rumus dari fi’il madhi hingga fi’il nahi untuk setiap bab kemudian kita ambil contoh dari setiap bab.
Bab 1 rumusnya
فَعَّلَ - يُفَعِّلُ - تَفْعِيْلاً - مُفَعِّلٌ - مُفَعَّلٌ - فَعِّلْ – لاَتُفَعِّلْ
fa’’ala - yufa’’ilu - taf’iilan - mufa’’ilun - mufa’’alun - fa’’il – laa tufa’’il
Kemudian mauzunnya, fi’il yang masuk ke bab fa’’ala adalah ‘allamaعَلَّمَ . In syaa Allah kita cukup familiar, ‘allama عَلَّمَ artinya yang mempelajari. Contoh dalam hadits:
ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ.
‘Allama عَلَّمَ kalau kita tashrif mengikuti fa’’ala فَعَّلَ , maka kita ikuti,
عَلَّمَ - يُعَلِّمُ - تَعْلِيْمًا - مُعَلِّمٌ - مُعَلَّمٌ - عَلِّمْ - لاَ تُعَلِّمْ
‘allama - yu’allimu - ta’liiman - mu’allimun - mua’allamun - ‘allim - laa tu’allim
Kita ambil 1 contoh lagi, kallama كَلَّمَ(berbicara). Contohnya dalam Al-Qur’an ada ayat :
وَ كَلَّمَ اللَّهُ مُوْسَى تَكْلِيْمًا.
"Dan Allah berbicara kepada Musa."
كَلَّمَ - يُكَلِّمُ - تَكْلِيْمًا - مُكَلِّمٌ - مُكَلِّمٌ - كَلِّمْ - لاَ تُكَلِّمْ
Kallama - yukallimu - takliiman - mukallimun - mukallamun - kallim - laa tukallim
Kita berlanjut,
Bab 2
فَاعَلَ - يُفَاعِلُ - مُفَاعَلَةً - مُفَاعِلٌ - مُفَاعَلٌ - فَاعِلْ - لاَ تُفَاعِلْ
faa’ala - yufaa’ilu - mufaa’alatan - mufaa’ilun - mufaa’alun - faa’il - laa tufaa’il
Ini wazannya. Sekarang kita ambil mauzunnya, kita ambil fi’il yang masuk faa’ala فَاعَلَ. Contohnya jaahada جَاهَدَ artinya berjuang.
جَاهَدَ - يُجَاهِدُ - مُجَاهَدَةً - مُجَاهِدٌ - مُجَاهَدٌ - جَاهِدْ - لاَ تُجَاهِدْ
Jaahada - yujaahidu - mujaahadatan - mujaahidun - mujaahadun - jaahid - laa tujaahid
Kata jaahada جَاهَدَ in syaa Allah di Al-Qur’an dan hadits banyak sekali, terutama mujaahid, kita sering mendengar istilah mujahid yang berarti orang-orang yang berjuang.
Kemudian contoh yang lain jaadala جَادَلَ artinya mendebat. Kata jaadala juga kita sering mendengar di Al-Qur’an, contohnya di ayat :
وَ جَادِلْهُمْ بِالَّتِى هِيَ أَحْسَنُ.
"Dan debatlah mereka dengan yang lebih baik"
جَادَلَ - يُجَادِلُ - مُجَادَلَةً - مُجَادِلٌ - مُجَادَلٌ - جَادِلْ - لاَ تُجَادِلْ
Jaadala - yujaadilu - mujaadalatan - mujaadilun -mujaadalun - jaadil - laa tujaadil
Dengan mentashrif jaadala ini akhirnya kita tahu bahwa surat Al-Mujaadalah, kata al-mujaadalah merupakan mashdar dari kata jaadala. Ini salah satu manfaat kita mempelajari ilmu shorof, kita bisa mengetahui asal kata dari kata-kata yang sering kita temukan di dalam Al-Qur’an, dengan begitu kita lebih mudah mengetahui maknanya.
Baik, lanjut ke
Bab 3
أَفْعَلَ - يُفْعِلُ - إِفْعَالاً - مُفْعِلٌ - مُفْعَلٌ - أَفْعِلْ - لاَ تُفْعِلْ
af’ala - yuf’ilu - if’aalan - muf’ilun - muf’alun - af’il - laa tuf’il
Kemudian mauzunnya kita ambil aslama أَسْلَمَ artinya berserah diri.
أَسْلَمَ - يُسْلِمُ - إِسْلاَمًا - مُسْلِمٌ - مُسْلَمٌ - أَسْلِمْ - لاَ تُسْلِمْ
aslama - yuslimu - islaaman - muslimun - muslamun - aslim - laa tuslim
Kemudian yang ke-2, akroma أَكْرَمَ artinya memuliakan. Jadi ini di fi’il tsulatsi mujarrodnya adalah karuma كَرُمَ . Asalnya ini kata sifat (karuma, telah mulia), fi’il nya fi’il lazim (tidak butuh objek) tetapi ketika menjadi akroma أَكْرَمَ (memuliakan), maka ini fi’ilnya menjadi muta’addi.
أَكْرَمَ - يُكْرِمُ - إِكْرَامًا - مُكْرِمٌ - مُكْرَمٌ - أَكْرِمْ - لاَ تُكْرِمْ
akroma - yukrimu - ikrooman - mukrimun - mukromun - akrim - laa tukrim
Baik, ini tashrif bab pertama hingga bab 3 dari kelompok fi’il tsulatsi mazid dengan huruf tambahan 1 huruf.
In syaa Allah saya rasa ini cukup tapi sebelum saya tutup, saya ulangi lagi kesimpulan untuk kelompok fi’il tsulatsi mazid dengan huruf tambahan 1 huruf.
Ada 3,
فَعَّلَ - يُفَعِّلُ - تَفْعِيْلاً
fa’’ala - yufa’’ilu - taf’iilan
فَاعَلَ - يُفَاعِلُ - مُفَاعَلَةً
faa’ala - yufaa’ilu - mufaa’alatan
أَفْعَلَ - يُفْعِلُ - إِفْعَالاً
af’ala - yuf’ilu - if’aalan
Dengan hanya mengetahui 3 kata ini in syaa Allah untuk selanjutnya mudah karena isim fa’il dan isim maf’ul rumusnya mudah, tinggal diganti ya ي fi’il mudhori’nya menjadi mu مُ . Kemudian untuk fi’il amrnya mudah, tinggal membuang huruf ya mudhoro’ahnya. Dan fi’il nahi juga mudah tinggal menambahkan laa nahiyah dan mengganti ya ي dengan ta ت . Sehingga rumus totalnya saya ulangi lagi supaya lebih hafal lagi. Ada 3 bab untuk tsulatsi mazid dengan huruf tambahan 1 huruf:
Bab 1
فَعَّلَ - يُفَعِّلُ - تَفْعِيْلاً - مُفَعِّلٌ - مُفَعَّلٌ - فَعِّلْ – لاَتُفَعِّلْ
fa’’ala - yufa’’ilu - taf’iilan - mufa’’ilun - mufa’’alun - fa’’il - laa tufa’’il
Bab 2
فَاعَلَ - يُفَاعِلُ - مُفَاعَلَةً - مُفَاعِلٌ - مُفَاعَلٌ - فَاعِلْ - لاَ تُفَاعِلْ
faa’ala - yufaa’ilu - mufaa’alatan - mufaa’ilun - mufaa’alun - faa’il - laa tufaa’il
Bab 3
أَفْعَلَ - يُفْعِلُ - إِفْعَالاً - مُفْعِلٌ - مُفْعَلٌ - أَفْعِلْ - لاَ تُفْعِلْ
af’ala - yuf’ilu - if’aalan - muf’ilun - muf’alun - af’il - laa tuf’il
Baik saya rasa cukup sampai di sini.
Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat.
Barokallahu
ReplyDelete