Alhamdulillaah pada pelajaran yang ke-17 ini kita akan membahas pengantar tsulatsi mazid. Pada pelajaran yang sebelumnya kita telah mambahas fi'il-fi'il tsulatsi mujarrod (yakni kelompok fi'il yang terdiri dari 3 huruf asli).
Maka mulai pelajaran yang ke-17 ini, in syaa Allah kita akan membahas fi'il-fi'il tsulatsi mazid, yakni kelompok fi'il yang tersusun dari 3 huruf asli ditambah dengan beberapa huruf tambahan, ada yang ditambah dengan 1 huruf (ziyadah biharfin), ada yang ditambah dengan 2 huruf (ziyadah biharfain) dan ada yang ditambah dengan 3 huruf (ziyadah bi tsalaatsati ahrufin).
Jadi fi'il tsulatsi mazid ada 3 kelompok :
· Kelompok 1 yaitu tsulatsi mazid dengan tambahan 1 huruf
· Kelompok 2 yaitu tsulatsi mazid dengan tambahan 2 huruf
· Kelompok 3 yaitu tsulatsi mazid dengan tambahan 3 huruf
Kemudian perlu diperhatikan bahwa tsulatsi mazid ini pada dasarnya adalah tsulatsi mujarrod yang ditambahkan huruf-huruf tambahan, contohnya misalkan :
'alima عَلِمَ, kita tahu bahwa 'alima ini tsulatsi mujarod bab 4, 'alima ya'lamu 'ilman (عَلِمَ يَعْلَمُ عِلْمًا ) yang artinya adalah mengetahui. Kemudian kita menemukan bentuk lain dari unsur huruf 'ain, lam dan mim yakni 'allama عَلَّمَ dan ta'allama تَعَلَّمَ.
Seperti dalam hadist Rasulullah صلّى الله عليه و سلّم :
ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤﻪُ .
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya”
Kita perhatikan kata 'alima عَلِمَ asal katanya mengetahui, memiliki bentuk lain yakni 'allama عَلَّمَ dengan mentasydidkan lam yang artinya adalah mengajarkan. Kemudian juga punya bentuk ta'allama تَعَلَّمَ, dengan menambahkan huruf ta sebelum 'ain dan mentasydidkan lam yang artinya adalah mempelajari.
Ini adalah gambaran perubahan tsulatsi mujarrod menjadi tsulatsi mazid. Lalu apakah semua tsulatsi mujarrod bisa kita rubah menjadi tsulatsi mazid dengan rumus seperti ini? Jawabannya TIDAK. Karena perubahan dari tsulatsi mujarrod menjadi tsulatsi mazid bersifat sima'iy (artinya menurut apa yang kita dengar dari orang arab),
Jadi kita tidak bisa sembarangan merubah misalkan:
kata dakhola دَخَلَ (artinya adalah masuk), dakhola yadkhulu dhukhuulan (دَخَلَ يَدْخُلُ دُخُوْلاً),
tidak bisa kita serta merta mengikuti 'alima عَلِمَ, dakhkhola دَخَّلَ dan tadakhkhola تَدَخَّلَ, tidak!
Tetapi kita sering dengar dari orang Arab dakhola دَخَلَ ini dirubah menjadi adkhola أَدْخَلَ (artinya memasukkan). Ini contoh bahwa tidak semua fi'il tsulatsi mujarrod bisa kita rubah ke bentuk tsulatsi mazid dengan hanya mengikuti rumus-rumus tsulatsi mazid. Akan tetapi kita harus terlebih dahulu mengetahui mana fi'il-fi'i tsulatsi mujarrod yang memiliki bentuk tsulatsi mazid. Dan in syaa Allah akan kita pahami dengan sendirinya bila kita sering berinteraksi dengan kitab-kitab, tulisan atau buku bahasa Arab, in syaa Allah.
Kemudian yang harus diperhatikan tentang tsulatsi mazid ini bahwa tsulatsi mazid memiliki 12 bab/12 wazan :
- 3 wazan untuk fi'il tsulatsi mazid dengan tambahan 1 huruf,
- 5 wazan fi'il tsulatsi mazid dengan tambahan 2 huruf dan
- 4 wazan untuk fi'il tsulatsi mazid dengan tambahan 3 huruf
Jadi totalnya ada 12 wazan. Akan tetapi dari 12 wazan ini, ada 4 wazan yang sifatnya jarang digunakan di dalam literatur bahasa arab atau percakapan sehari-hari, yakni fi'il tsulatsi mazid dengan wazan yang mu'tal, yang sulit. Karena kita masih dalam fase pemula maka kita tidak akan membahas 12 wazan ini secara seluruhnya. Akan tetapi saya pilihkan 8 wazan yang memang mudah untuk difahami dan juga memang sering digunakan di dalam literatur berbahasa arab, jadi insyaAllah dari 12 wazan fi'il tsulatsi mazid kita akan mempelajari cukup 8 wazan saja.
Kemudian 1 hal yang harus dicatat lagi, berbeda dengan tsulatsi mujarrod yang mashdarnya bersifat sima'iy, untuk tsulatsi mazid mashdarnya bersifat qiyashi (artinya mengikuti rumus yang ada). Dan alhamdulillah lagi kita tidak perlu menghafal mashdar secara khusus karena bentuk mashdarnya mengikuti rumus yang ada, itu salah 1 kelebihan tsulatsi mazid, jadi tidak perlu menghafal bentuk khusus mashdarnya. Akan tetapi kekurangannya adalah rumus-rumusnya antara 1 bab dengan bab yang lain itu jauh berbeda, antara ziyadah biharfin dengan ziyadah biharfain dengan ziyadah bi tsalaatsati ahrufin itu sangat jauh berbeda sehingga kita tidak bisa menemukan formulasinya seperti tsulatsi mujarrod yang bisa kita formulasikan dalam bentuk "batu kali mana bisa turun sendiri", tsulatsi mazid ini tidak bisa kita rumuskan seperti itu. Jalan satu-satunya kita memahami dan kita mengingat wazan-wazan tsulatsi mazid adalah dengan menghafalkannya. Jadi in syaa Allah dengan menghafalkan 8 wazan ini ditambah dengan 6 wazan tsulatsi mujarrod ini cukup menjadi bekal utama kita dalam menyelami lautan ilmu di dalam AlQur'an, hadits dan kitab para ulama.
In syaa Allah, semoga Allah memudahkan kita di dalam memahami agama ini dengan cara menguasai kunci untuk membuka ilmu agama yakni mempelajari ilmu bahasa arab.
Baik, untuk pengantar fi'il tsulatsi mazid saya rasa cukup sampai di sini. In syaa Allah kita akan membahas satu persatu di pelajaran berikutnya.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment