MyMenu1

Sunday, 15 June 2014

Dars 14 : Tashrif Lughawi Fi’il Mudhari

 

Alhamdulillah kita telah sampai ke pelajaran yang ke-14, pada pelajaran ini kita akan melanjutkan tentang tashrif lughawi, yang mana kali ini kita akan membahas tashrif lughawi fi’il mudhari’, setelah sebelumnya pada pelajaran ke-13 kita telah membahas tashrif lughawi fi’il madhy.

Berbeda dengan tashrif lughawi fi’il madhy, tashrif lughawi fi’il mudhari’ agak sedikit rumit karena yang berubah bukan hanya akhirnya (kalau kita perhatikan fi’il madhy yang berubah hanya huruf terakhirnya saja, di lam fi’ilnya, tetapi fa fi’il dan 'ain fi’ilnya sama sekali tidak terpengaruh), tetapi untuk fi’il mudhari’ ini ada dua perubahan, yaitu huruf pertama dan huruf terakhir. Di huruf pertama (di ya fi’il) dan di lam fi’ilnya ada perubahan. Kemudian yang perlu kita ketahui bahwa fi’il mudhari’ ini pasti didahului oleh salah satu dari empat huruf mudhoro'ah. Jadi, pastinya fi’il mudhari’ ini akan didahului oleh huruf mudhoro'ah yang jumlahnya ada 4, yakni hamzah, kemudian nun, kemudian ya, kemudian ta. Yang kita singkat ANAYTU أَنَيْتُ atau ANITA أَنِيْتَ , ini huruf fi’il mudhari’. Artinya fi’il mudhari’ pasti depannya kalau tidak hamzah أ, nun ن. Kalau tidak nun ن, ya ي. Kalau tidak, ta ت. Apa yang kita pelajari selama ini (fa'ala yaf’ulu, fa’ula yaf’ulu, fa’ila yaf’ilu), semuanya ini menggunakan ya ي karena memang untuk asal fi’il mudhari’ menggunakan huruf ya ي di depannya, yaf’ulu yaf’ilu yaf'alu ( يَفْعُلُ يَفْعِلُ يَفْعَلُ ), ya ي ini merupakan huruf asal dari fi’il mudhari’ dan ya ي ini adalah huruf untuk huwaهُوَ, tapi nanti kita pelajari lagi, yang banyak, karena untuk fi’il mudhari’ ini, huruf pertama dan huruf terakhirnya berubah, baik kita bahas satu persatu. Dan sama dengan fi’il madhy, sebelumnya saya beri catatan.

Dhomir ghoib mudzakkar

Fi’il mudhari’ ini berlaku umum artinya tashrif lughawi untuk fi’il mudhari’ sama antara bab 1 sampai bab 6, sama antara tashrif tsulatsy mujarrad, mazid, ruba'i mujarrad & mazid, semua sama. Artinya kalau kita hafal 1 saja maka bisa kita terapkan pada seluruh pembahasan bab-bab shorof. Baik kita mulai saja.

Untuk dhomir huwa هُوَ humaa هُمَا hum هُمْ (dhomir ghoib) kata ganti orang ke-3 mudzakkar (laki-laki), untuk huwa menggunakan bentuk asalnya yaf’ulu يَفْعُلُ, contoh kita ambil wazan bab 1
yaf’ulu يَفْعُلُ untuk huwa هُوَ
untuk humaa هُمَا, yaf’ulunya ditambahkan "an" ا‌ن karena tatsniyyah menjadi yaf'ulaani يَفْعُلاَنِ
kemudian untuk hum هُمْ menjadi yaf’uluuna يَفْعُلُوْنَ (dia mirip sedikit dengan rumus tatsniyyah & jamaknya).

yuf'ulu yaf'ulaani yaf’uluuna, ini untuk huwa humaa hum

ü huwa هُوَ è yaf’ulu يَفْعُلُ

ü humaa هُمَا è yaf'ulaani يَفْعُلاَنِ

ü hum هُمْ è yaf’uluuna يَفْعُلُوْنَ

Dhomir ghoibah muannats

Kemudian kita beralih ke dhomir ghoibah muannats (kata ganti orang ke-3 muannats) menggunakan taf’ulu berarti ya ي nya diganti dengan ta ت

yaf’ulu يَفْعُلُ è taf’ulu تَفْعُلُ
(huwa)               (hiya)

Jadi untuk membedakan yang mudzakkar dengan yang muannats (untuk ghoib),

ü huwa هُوَ è Yaf’ulu يَفْعُلُ

ü hiya هِيَ è Taf’ulu تَفْعُلُ

Kemudian humaa هُمَا untuk muannats ditambahkan "ANI" انِ dari kata taf’ulu تَفْعُلُ menjadi taf'ulANI تَفْعُلاَنِ

Dan untuk hunna هُنَّ agak sedikit menyimpang (jadi tidak kompak dengan yang lain), kalau hiya هِيَ & huma هُمَا menggunakan ta ت, tapi untuk hunna هُنَّ menggunakan ya ي, ya ي di depan na ن di belakangnya ditambahkan menjadi yaf'ulna يَفْعُلْنَ , Jadi

ü hiya هِيَ è taf’ulu تَفْعُلُ

ü huma هُمَا è taf’ulaani تَفْعُلاَنِ

ü hunna هُنَّ è yaf'ulna يَفْعُلْنَ

Baik, untuk dhomir ghoib mudzakkar & muannats secara keseluruhan

Ø yaf’ulu - yaf'ulaani - yaf’uluuna يَفْعُل ُ- يَفْعُلاَنِ – يَفْعُلُوْنَ

Ø taf’ulu - taf’ulaani - yaf'ulna تَفْعُلُ - تَفْعُلاَنِ - يَفْعُلْنَ

Perhatikan, jangan terkecoh! Untuk hunna هُنَّ nya bukan menggunakan huruf ta تَ, tetapi ya ي.

Dhomir mukhotob

Baik, kita lanjut ke dhomir mukhotob (kata ganti orang ke-2, anta antumaa antum أَنْتَ أَنْتُمَا أَنْتُمْ, anti antumaa antunna أَنْتِ أَنْتُمَا أَنْتُنَّ).

a. anta أَنْتَ

anta أَنْتَ menjadi taf’ulu تَفْعُلُ , dan untuk dhomir mukhotob ciri-cirinya depannya pasti ta تَ, seluruhnya ta تَ
Jadi anta أَنْتَ è taf’ulu تَفْعُلُ
Kalau kita perhatikan, sama antara dhomir anta أَنْتَ dengan dhomir hiya هِيَ, memang betul. Jadi untuk wazan fi’il mudhari’ dhomir hiya هِيَ sama dengan wazan fi’il mudhari’ dhomir anta أَنْتَ .
Lalu nanti bagaimana kita membedakan antara apakah dia fi’il mudhari’nya untuk hiya هِيَ atau apakah untuk anta أَنْتَ ?
Maka cara membedakannya adalah dengan melihat konteks kalimatnya.

b. antumaa أَنْتُمَا
antumaa أَنْتُمَا menjadi taf’ulaani تَفْعُلاَنِ , Lagi-lagi sama antara humaa هُمَا dhomir muannats dengan antuma أَنْتُمَا (taf’ulaani تَفْعُلاَنِ)

c. antum أَنْتُمْ

antum أَنْتُمْ menjadi taf’uluuna تَفْعُلُوْنَ , Jadi

ü anta أَنْتَ è taf’ulu تَفْعُلُ

ü antumaa أَنْتُمَا ètaf’ulaani تَفْعُلاَنِ

ü antum أَنْتُمْ ètaf’uluuna تَفْعُلُوْنَ

Dhomir mukhotobah muannats

Kemudian kita beralih ke dhomir mukhotobah yang muannats (kata ganti orang ke-2 untuk muanats)

a. Anti أَنْتِ

anti أَنْتِ taf'uliina تَفْعُلِيْنَ , nah ini juga agak sedikit berbeda
PERHATIAN, jangan terkecoh dengan taf’uluuna تَفْعُلُوْنَ, tapi taf'uliina تَفْعُلِيْنَ

b. antumaa أَنْتُمَا

rumusnya taf’ulaani تَفْعُلاَنِ , sama dengan antumaa أَنْتُمَا nya mudzakkar.

c. antunna أَنْتُنَّ

Untuk antunna أَنْتُنَّ , dia adalah taf’ulna تَفْعُلْنَ Jadi

anti أَنْتِ è taf'uliina تَفْعُلِيْنَ

antuma أَنْتُمَا è taf’ulaani تَفْعُلاَنِ

antunna أَنْتُنَّ è taf’ulna تَفْعُلْنَ

Demikian rumus tashrif lughawi fi’il mudhari’ dari anta أَنْتَ hingga antunnaأَنْتُنَّ

Kita ulangi...
anta أَنْتَ è taf’ulu تَفْعُلُ
antumaa أَنْتُمَا è taf’ulaani تَفْعُلاَنِ
antum أَنْتُمْ è taf’uluuna تَفْعُلُوْنَ

anti أَنْتِ è taf'uliina تَفْعُلِيْنَ

antumaa أَنْتُمَا è taf’ulaani تَفْعُلاَنِ

antunna أَنْتُنَّ è taf’ulna تَفْعُلْنَ

Berikut tashrif lughawi dari huwa هُوَ hingga antenna أَنْتُنَّ , maka rumusnya yang sudah kita dapati

Ø yaf’ulu - yaf'ulaani - yaf’uluuna يَفْعُلُ- يَفْعُلاَنِ – يَفْعُلُوْنَ

Ø taf’ulu - taf’ulaani - yaf'ulna تَفْعُلُ - تَفْعُلاَنِ – يَفْعُلْنَ

Ø taf’ulu- taf’ulaani- taf’uluuna تَفْعُلُوْنَ- تَفْعُلاَنِ - تَفْعُلُ

Ø taf'uliina- taf’ulaani- taf’ulna تَفْعُلْنَ تَفْعُلاَنِ - تَفْعُلِيْنَ

Dhomir Ana & Nahnu

Sekarang ana & nahnu. Kalau ana& nahnu --> naf’ulu

Ana أَنَا menjadi أَفْعُلُ

Nahnu نَحْنُ menjadi نَفْعُلُ

Ana أَنَا Nahnu نَحْنُ ini mudah, kalau ana tinggal diberi hamzah di depannya. Kalau Nahnu di tambah nun di depannya.

Berikut tashrif lughawi untuk fi’il mudhari’ dari huwa hingga nahnu:

Ø yaf’ulu - yaf'ulaani - yaf’uluuna يَفْعُلُ- يَفْعُلاَنِ – يَفْعُلُوْنَ

Ø taf’ulu - taf’ulaani - yaf'ulna تَفْعُلُ - تَفْعُلاَنِ – يَفْعُلْنَ

Ø taf’ulu- taf’ulaani- taf’uluuna تَفْعُلُوْنَ- تَفْعُلاَنِ - تَفْعُلُ

Ø taf'uliina- taf’ulaani- taf’ulna تَفْعُلْنَ تَفْعُلاَنِ - تَفْعُلِيْنَ

Ø af'ulu, naf’ulu نَفْعُلُ - أَفْعُلُ

ini wazan tashrif lughawi bab 1.

Yang telah kita pelajari adalah wazan tashrif lughawi bab 1, berikut adalah penjelasan bab 2-6 secara ringkas.

Tashrif Lughawi Bab 2

Baik, supaya lebih lancar lagi, sekarang kita ke bab-2 (kali, fa'ala yaf’ilu فَعَلَ يَفْعِلُ ). Ingat, jangan terkecoh, jangan sampai 'ain ع fi’ilnya ikut berubah, yang berubah hanya ya ي fi’il dan lam ل fi’ilnya.
Bagaimana dengan yaf’ilu يَفْعِلُ? Kita tashrif lughawinya

Ø yaf’ilu, yaf'ilaani, yaf’iluuna يَفْعِلُوْنَ - يَفْعِلاَنِ - يَفْعِلُ

Ø taf'ilu, taf'ilaani, yaf'ilna يَفْعِلْنَ - تَفْعِلاَنِ – تَفْعِلُ

Ø taf'ilu, taf'ilaani, taf'iluuna تَفْعِلُوْنَ - تَفْعِلاَنِ – تَفْعِلُ

Ø taf'iliina, taf'ilaani, taf'ilna تَفْعِلْنَ - تَفْعِلاَنِ – تَفْعِلِيْنَ

Ø af'ilu, naf'ilu نَفْعِلُ - أَفْعِلُ

Perhatikan, jangan terkecoh di 'ain ع fi’ilnya, kita hanya merubah huruf pertama dan huruf terakhirnya (ya ي fi’il & lam ل fi’il).

Tashrif Lughawi Bab 3

Lanjut ke bab 3 (mana, fa'ala yaf'alu فَعَلَ يَفْعَلُ)

Ø yaf'alu, yaf'alaani, yaf'aluuna يَفْعَلُوْنَ - يَفْعَلاَنِ - يَفْعَلُ

Ø taf'alu, taf'alaani, yaf'alna يَفْعَلْنَ - تَفْعَلاَنِ - تَفْعَلُ

Ø taf'alu, taf'alaani, taf'aluuna تَفْعَلُوْنَ - تَفْعَلاَنِ - تَفْعَلُ

Ø taf'aliina, taf'alaani, taf'ilna تَفْعَلْنَ - تَفْعَلاْنِ - تَفْعَلِيْنَ

Ø af'alu, naf'alu نَفْعَلُ - أَفْعَلُ

Tashrif Lughawi Bab 4

Untuk bab 4 (bisa, fa’ila faf’alu فَعِلَ يَفْعَلُ sama dengan bab 3 tadi, jadi tidak perlu di ulang.

Tashrif Lughawi Bab 5

Sekarang ke bab 5 (turun, fa’ula yaf’ulu فَعُلَ يَفْعُلُ) sama dengan bab 1 (batu) jadi kita tidak ulang.

Tashrif Lughawi Bab 6

Kemudian bab 6 (sendiri, fa’ila yaf’ilu فَعِلَ يَفْعِلُ) inipun sama dengan bab 2 (kali) jadi tidak perlu kita ulang.

Demikian rumus fi’il mudhari’ tsulatsy mujarrad dari bab 1 hingga bab 6.

Dan rumus inipun berlaku untuk tsulatsy mazid, contohnya kita ambil salah satu wazan tsulatsy mazid, misal af'ala yuf'ilu أَفْعَلَ يُفْعِلُ, maka fi’il mudhari’ yuf'ilu tashrif lughawi nya :

Ø yuf'ilu, yuf'ilaani, yuf'iluuna يُفْعِلُوْنَ - يُفْعِلاَنِ – يُفْعِلُ

Ø tuf'ilu, tuf'ilaani, yuf'ilna يُفْعِلْنَ - تُفْعِلاَنِ – تُفْعِلُ

Ø tuf'ilu, tuf'ilaani, tuf'iluuna تُفْعِلُوْنَ - تُفْعِلاَنِ – تُفْعِلُ

Ø tuf'iliina, tuf'ilaani, tuf'ilna تُفْعِلْنَ - تُفْعِلاَنِ – تُفْعِلِيْنَ

Ø uf'ilu, nuf'ilu نُفْعِلُ - أُفْعِلُ

.

Ini adalah contoh yang membuktikan baik tsulasty mujarrad maupun tsulatsy mazid memiliki tashrif lughawi yang sama.

CONTOH

Contoh 1 fi’il dari setiap bab kemudian kita tashrif lughawi fi’il mudhari’nya.

Bab 1

nashoro yanshuru (sedang menolong)

Ø yanshuru, yanshurooni, yanshuruuna يَنْصُرُوْنَ - يَنْصُرَانِ - يَنْصُرُ

Ø tanshuru, tanshurooni, yanshorna يَنْصُرْنَ - تَنْصُرَانِ - تَنْصُرُ

Ø tanshuru, tanshorooni, tanshuruuna تَنْصُرُوْنَ - تَنْصُرَانِ - تَنْصُرُ

Ø tanshuriina, tanshurooni, tanshorna تَنْصُرْنَ - تَنْصُرَانِ - تَنْصُرِيْنَ

Ø anshuru, nanshuru نَنْصُرُ - أَنْصُرُ

Bab 2

dhoroba yadhribu

Ø yadhribu, yadhribaani, yadhribuuna تَضْرِبُوْنَ – يَضْرِبَانِ – يَضْرِبُ

Ø tadhribu, tadhribaani, yadhribna يَضْرِبْنَ – تَضْرِبَانِ – تَضْرِبُ

Ø tadhribu, tadhribaani, tadhribuuna تَضْرِبُوْنَ – تَضْرِبَانِ – تَضْرِبُ

Ø tadhribiina, tadhribaani, tadhribna تَضْرِبْنَ – تَضْرِبَانِ – تَضْرِبِيْنَ

Ø adhribu, nadhribu نَضْرِبُ – أَضْرِبُ

Bab 3

fataha yaftahu (mana)

Ø yaftahu, yaftahaani, yaftahuuna يَفْتَحُوْنَ – يَفْتَحَانِ – يَفْتَحُ

Ø taftahu, taftahaani, yaftahna يَفْتَحْنَ – تَفْتَحَانِ – تَفْتَحُ

Ø taftahu, taftahaani, taftahuuna تَفْتَحُوْنَ – تَفْتَحَانِ – تَفْتَحُ

Ø taftahiina, taftahaani, taftahna تَفْتَحْنَ – تَفْتَحَانِ – تَفْتَحِيْنَ

Ø aftahu, naftahu نَفْتَحُ - أَفْتَحُ

Bab 4

‘alima ya’lamu

Ø ya'lamu, ya'lamaani, ya'lamuuna يَعْلَمُوْنَ – يَعْلَمَانِ – يَعْلَمُ

Ø ta'lamu, ta'lamaani, ya'lamna يَعْلَمْنَ – تَعْلَمَانِ – تَعْلَمُ

Ø ta'lamu, ta'lamaani, ta'lamuuna تَعْلَمُوْنَ – تَعْلَمَانِ – تَعْلَمُ

Ø ta'lamiina, ta'lamaani, ta'lamna تَعْلَمْنَ – تَعْلَمَانِ – تَعْلَمِيْنَ

Ø a'lamu, na'lamu نَعْلَمُ - أَعْلَمُ

Bab 5

fa’ula yaf’ulu

Ø yahsunu, yahsunaani, yahsunuuna يَحْسُنُوْنَ – يَحْسُنَانِ – يَحْسُنُ

Ø tahsunu, tahsunaani, yahsunna تَحْسُنَّ – تَحْسُنَانِ – تَحْسُنُ

Ø tahsunu, tahsunaani, tahsunuuna تَحْسُنُوْنَ – تَحْسُنَانِ – تَحْسُنُ

Ø tahsuniina, tahsunaani, tahsunna تَحْسُنَّ – تَحْسُنَانِ – تَحْسُنِيْنَ

Ø ahsunu, nahsunu نَحْسُنُ - أَحْسُنُ

Bab 6

hasiba yahsibu

Ø yahsibu, yahsibaani, yahsibuuna يَحْسِبُوْنَ – يَحْسِبَانِ – يَحْسِبُ

Ø tahsibu, tahsibaani, yahsibna يَحْسِبْنَ – تَحْسِبَانِ – تَحْسِبُ

Ø tahsibu, tahsibaani, tahsibuuna تَحْسِبُوْنَ – تَحْسِبَانِ – تَحْسِبُ

Ø tahsibiina, tahsibaani, tahsibna تَحْسِبْنَ – تَحْسِبَانِ – تَحْسِبِيْنَ

Ø ahsibu, nahsibu نَحْسِبُ - أَحْسِبُ

.

Nah, ini semua adalah contoh mauzun atau fi’il-fi’il yang masuk ke wazan bab 1 hingga bab 6. InsyaAllah cukup jelas. Dan memang kuncinya harus dihafal/dibiasakan. Kalau kita sudah mengahafal 1 wazan ini dengan baik maka insyaAllah fi’il mudhari’ apapun kita ingin tashrif insyaAllah lebih mudah

KESIMPULAN

Kesimpulan dari pelajaran yang ke-14 ini bahwa tashrif fi’il mudhari’ agak berbeda dengan tashrif fi’il madhy karna kita perlu memperhatikan perubahan di huruf pertama dan huruf terakhir, beda dengan fi’il madhy yang perbedaannya hanya terjadi pada huruf terakhir.

Dan fi’il mudhari’ itu selalu diawali dengan salah satu 4 huruf mudhoro'ah yakni anaytu أَنَيْتُ (hamzah أ, ya ي, nun ن dan ta ت). Yang mana tadi rumusnya bisa kita lihat, kalau fi’il mudhari’nya dhomirnya mukhotob (kata ganti orang ke-2) dari anta أَنْتَ hingga antunna أَنْتُنَّ itu pasti depannya ta تَ tapi dari huwa هُوَ hingga hunna هَنَّ bentuknya tidak teratur tapi untuk huwa humaa hum (هُوَ هُمَا هُمْ) depannya semua ya يَ, kemudian untuk huya huma hunna (هِيَ هُمَا هُنَّ), untuk hiya هِيَ dan humaa هُمَا depannya ta تَ tapi untuk hunna هُنَّ depannya ya يَ (supaya bisa dibedakan antara jamak hum dengan jamak antum, jamak hunna dengan antunna)، kalau hunna هَنَّ depannya ya يَ yaf'ulna يَفْعُلْنَ kalau antunna أَنْتُنَّ depannya ta تَ taf’ulna تَفْعُلْنَ, ini untuk membedakan. Ini untuk perubahan depan.

Kalau untuk perubahan akhirnya, ciri-cirinya kalau dia mufrod maka ujungnya tidak berubah (tidak berubah kecuali anti أَنْتِ ). Jadi kita perhatikan kalau

ü huwa هُوَ è yaf’ulu يَفْعُلُ

ü hiya هِيَ è taf’ulu تَفْعُلُ

ü anta أَنْتَ è taf’ulu تَفْعُلُ

ü anti أَنْتِ (nah, ini yang agak aneh) è taf'uliina تَفْعُلِيْنَ

Kalau untuk tastsniyyah (humaa هُمَا mudzakkar, humaa هُمَا muannats, antumaa أَنْتُمَا mudzakkar&antumaa أَنْتُمَا muannats), ciri-cirinya dia ditambahkan ani انِ

ü humaa هُمَا (mudzakkar)      è yaf'ulaani يَفْعُلاَنِ

ü humaa هُمَا (muannats)       è taf’ulaani تَفْعُلاَنِ

ü antumaa أَنْتُمَا (mudzakkar) è taf’ulaani تَفْعُلاَنِ

ü antumaa أَنْتُمَا (muannats)   ètaf’ulaani تَفْعُلاَنِ

Kemudian untuk yang jamak, ini agak berbeda (antara yang mudzakkar dengan yang muannats), kalau yang mudzakkar belakangnya pasti "uuna" وْنَ , contohnya

ü hum هُمْ è yaf’uluuna يَفْعَلُوْنَ

ü antum أَنْتُمْ è taf’uluuna تَفْعَلُوْنَ

Tapi kalau untuk yang muannats, dia bentuknya agak berbeda (tapi belakangnya "na" نَ), contoh

ü hunna هُنَّ è yaf'ulna يَفْعُلْنَ

ü antunna أَنْتُنَّ è taf’ulna تَفْعُلْنَ

Ini saya rasa ringkasan dari rumus tashrif lughawi fi’il mudhari’ dari bab 1 hingga bab 6, dari dhomir huwa هُوَ hingga dhomir nahnu نَحْنُ

Intinya kita harus banyak berlatih, banyak menghafal fi’il-fi’il mudhari’ ini sehingga kita akan terampil untuk melakukan tashrif lughawi fi’il mudhari’ dari bab apapun, seperti itu.

Saya rasa cukup untuk pelajaran yang ke-14.

Semoga yang saya jelaskan bermanfaat.

1 comment:

  1. Ass, Wr.Wb. Mohon izin copy paste.....semoga bermamafaat dan barokah.
    Terima kasih
    Wassalam Wr.Wb.

    ReplyDelete

Share