1. T : Afwan ana mau tanya tentang fiil lazim. Apakah ciri-cirinya sehigga ia tidak ada fiil amrnya?.
J: Pertama, bedakan anta fi’il lazim bab 5 dengan fi’il lazim secara umum. Fiil lazim itu fiil yang tidak membutuhkan objek. Semua fi’il bab 5 itu lazim tetapi tidak semua fi’il lazim bab 5. Contohnya dzahaba (pergi) ini bab 3. Ini kan tidak butuh objek. Maka ia fiil lazim. Akan tetapi fi’il lazim dzahaba ini punya bentuk kata perintah (fiil amar). Idzhab! (pergilah).
Fi’il lazim yang tidak ada fi’il amarnya itu fi’il lazim bab 5. Contohnya kabura (telah besar). Karena ini sifat, maka tidak masuk akal bila kita mengatakan kata perintahnya besarlah! Ba’uda (telah jauh). Tidak dapat dicerna bila dikatakan jauhlah! Kalau menjauhlah! Bagaimana? Perlu dibedakan antara jauh dan menjauhi. Jauh itu sifat sedangkat menjauhi itu kata kerja. Artinya kalau menjauhlah! Itu kata peirintah dari menjauhi bukan jauh.
2. T: Sepengetahuan saya fiil itu kata kerja, tapi kenapa ada fiil yang artinya kata sifat. Berarti dalam bahasa arab antara kata kerja dan kata sifat tidak ada pembedaanya ya?
J: Ahsanti. Di dars awal sudah dijelaskan bahwa setiap kata kerja adalah fiil, tetapi fiil tidak mesti kata kerja. Cek diktat bagian lampiran, bisa dilihat arti dari fiil-fiil bab 5 yang semuanya fi’il lazim adalah kata sifat semua. Misal: Kaburo – yakburu – kabiiron (besar), jadi tidak mungkin dijadikan fiil amr, nahiy, juga isim fail dan maf’ulnya.
3. T: Ukhti, bagaimana kita mengetahui suatu kata masuk kedalam wazan tertentu?
J: Dengan cara menghafal rumus wazan dan mauzunnya.
4. T: Kalau wazan fa’ila sudah pasti bab 4, karena yang masuk bab 6 hanya hasiba saja. Hasiba ini maksudnya apa ya?
J: Hasiba adalah mauzun yang masuk wazan bab 6. Cek diktat bagian lampiran.
5. T: Aku masih belum bisa menyerap maksudnya bab 1-6, itu apa sih ukhti?
Istilah lain selain" bab" apa?.. biar enak di cerna.
J: itu wazan mba...kalo belajar sharaf intinya tuh wazan ini...
selain bab?
wazan 1,2,dst... wazan itu memudahkan kita untuk mentashrif ke bentuk fiil lainnya...
6. T: Bagaimana cara menetukan mashdar dari suatu kata/fiil?
J: Karena mashdar sifatnya sama’i. tidak ada rumus baku perubahannya. Untuk mengetahuinya adalah dengan cara melihat kamus.
7. T: Pada wazan tashrif tsulatsi mujarrod bab 1-6. bagian bab 1-3 itu apa memang rumus-rumusnya sama kecuali di kolom fiil mudhori nya ya?
J: bab 1-3.....BATU-KALI-MANA, Klau fi'il mudhori' nya jelas beda-beda,kita lihat dari
bab 1: 'ain fi'ilnya berharokat U, bab 2: ‘ain fiilnya berharokat I, bab 3: ‘ain fiilnya berharokat A.
8. T: Pembagian bab-babnya juga tidak ngerti.. fi'il mana yang masuk bab 1, yang mana yang bab 2, sampe bab 6.. pengelompokannya berdasarkan apakah? Hafalan juga?.
J: # Tips Mengetahui Suatu Fiil Masuk Bab Berapa#
1. Kalau wazannya fa'ula sudah pasti bab 5.
2. Kalau wazannya fa'ila, hampir pasti bab 4. Karena yg masuk bab 6 hanya hasiba saja.
3. Berarti tinggal bab 1-3 dengan wazan fa'ala. Ini memang harus dihafal mana yang bab 1, 2, atau 3. Hanya saja ada semacam petunjuk bahwa kbanyakan fiil yang lam fi'ilnya huruf halqiy / huruf idzhar ( أ غ ح ع ه خ ) masuk bab 3 (mAnA). Contohnya fataHA, mana'A.
Baca diktatnya, dengarkan seluruh darsnya, insya Allah BISA!
9. T: Apakah kata-kata yang termasuk ta marbuthah memang harokat akhirnya tun atau tidak mesti seperti itu ukh?
J: Tidak mesti. Hukum asalnya tun. Tp boleh tan tin tun. Harokat akhir urusan nahwu bukan shorof. Sabar ya.
10. T: Kalau قَلَمَانِ danقَلَمَيْنِ artinya sama dua pulpen ya? apakah ada beda penggunaan bila dimasukkan dalam suatu konteks kalimat?.
J: Naam ini dibahas di nahwu. Kapan pake qalamaani dan qalamaini. Qalamaani untuk rafa’ sedangkan qalamaini untu nashab dan jar. Ini semua dibahas di nahwu insya Allah.
11. T: Ana mau tanya tentang pr kemaren. Kenapa عاملٌ bisa berubah menjadi عمّالٌ dan عاملةٌ ? dan apakah jamak mudzakkar/muannas salim bisa juga punya jamak taksir?.
J: Tidak semua kata memiliki jamak taksir. Ada kata tertentu yang memiliki jamak taksir. Contohnya seperti yang ditanyakan tersebut.
12. T: Oh ya ukht boleh bertanya agak ke belakang, afwan.
Kenapa ya mashdar untuk رزق di kamus munawir disebut razkon, sedangkan di lampiran diktat disebut rizkon. Apa penjelasan adanya perbedaan ini? syukran ukhti.
J: Satu fiil bisa memiliki lebih dari 1 mashdar. Itulah alasan kenapa di program BISA kalo mashdar disuruh liat kamus.
13. T: Ukhti, untuk masdar gak ditashrif lughawi yah? Sebagian literatur ada yang mentasrif lughawi yaitu ada tiga : fa'lan, fa'laini , fa'laatin.
J: Tidak perlu. Perubahan fa’lan-fa’laini-fa’laatin bukan perubahan berdasarkan dhomir tapi berdasarkan jumlah: mufrod, mutsanna, jamak. Lagipula ini bersifat sama’iy, jadi tidak semuanya mengikuti rumus tersebut.
14. T: Beda “jalasa” sama “qo’ada” apa ya?
J: Tidak ada beda. Artinya sama saja yaitu duduk. Dalam bahasa Indonesia disebut sinonim.
15. T: Apakah fiil mu’tal tidak masuk ke 6 bab wazan tashrif tsulatsi mujarrod?
J: Fi’il mu’tal masuk juga ke 6 wazan. Hanya saja tashrifnya tidak mengikuti tashrif fi’il shahih. Ada perbedaan yang disebabkan keberadaan huruf ‘illat. Bisa dicek di bab 8 diktat untuk fi’il mu’tal.
16. T: Ukhti berarti dalam bahasa arab dasarnya semua fiil itu hanya 3 atau 4 huruf ya? Tidak ada yang 2 huruf atau 4 lebih ya?
J: iya dasarnya untuk wazan tsulatsi hanya 3 huruf dan rubaiy 4 huruf. Fi’il madhi tidak mungkin 2 huruf. Minimal 3 huruf.
17. T: Pada try out BISA harus hafal 50 fiil, agar bisa dihafalkan dari sekarang, yang dimaksud itu apa?
J: Nanti akan dijelaskan menjelang try out..sabar ya.
18. T: Kenapa 55 wazan ( baca di FB), sedangkan yang hari ini kita kenal ada 35 wazan..itupun yang sering digunakan 22 wazan.
J: Yang masyhur hanya 35 bab saja.. Dari 35 yang paling sering digunakan hanya tsulatsy mujarrad dan mazid saja. Jadi gada manfaatnya mempelajari yang aneh2 kecuali mau jadi sastrawan tingkat tinggi.
19. T: ustadzah,bagaimana cara membedakan huruf تَ pada fi'il nahiy dengan تَ huruf jar pada sebuah kata dalam bahasa arab?.
J: Dari bentuknya jika ta melekat pada isim umumnya merupakan huruf yaitu harful qosam. Sedangkan jika ta melekat pada fiil maka ta merupakan huruf mudhorro'ah. Jika kata tersebut fiil nahiy tentu ada huruf sebelum fiil berupa harfun naafiyah, sprt laa ,dll
20. T: Pada diktat hal 37...
Pada fi'il bab 5 fi'il yg makna kata sifat....
* bgm unt mencari shifat musyabbahah nya yang tidak mempunyai rumus baku itu.
J: Lebih mudah dicari dikamus.
21. T: mungkinkah ada suatu fi'il bisa menggunakan lebih dari satu wazan?.
J: Umumnya 1 fi’il itu hanya mengikuti satu wazan. Kalaupun ada yang mengikuti 2 wazan, artinya biasanya berbeda seperti hasiba – yahsibu (menghitung) dan hasiba – yahsabu (mengira)
22. T: bagaimana cara membedakan kata yang termasuk tsulatsy mazid dan ruba'i mujarrad? karena sama-sama terdiri dari 4 huruf. apakah juga harus liat kamus dan menghapal?.
J: iya, Ukh...dengan terbiasa menelaah kata-kata bahasa arab dapat kita ketahui apakah ia ruba'iy mujarrod atau tsulatsy mazid. Karena huruf-huruf ziyadah (tambahan) dan pola dari keduanya sangat berbeda.
23. T: Kalau melihat kata "fa'ala" itu istimewa berarti ya? Karena bisa masuk semua wazan ?.
J: Tidak. Fa’ala yang artinya “melakukan” itu hanya masuk bab 3 (fa’ala – yaf’alu). Adapun dalam wazan disebutkan semuanya, itu karena memang digunakan sebagai acuan saja. Artinya biar seragam digunakan kata yang sama. Dipilih fa’ala karena memang fa’ala artinya “melakukan” atau “perbuatan” jadi mewakili kata kerja.
24. T: Untuk mentasrif suatu kata kita harus tau atinya dulu ya? Terus dari situ kita tau itu kata kerja atau kata sifat dsb baru dicarikan wazanya yg tepat yg mna gtu ya ukh?.
J: Ya, Ukh...bisa seperti itu, bisa juga dengan melihat pola katanya...kita sesuaikan dengan wazan fiil madhinya.
25. T: Kalo benar,, saya mau tanya tentang "Hasiba". Di tugas kan masuk Bab 6 (sendIrI), berarti ikut wazan fa'ila-yaf'ilu.. Benarkah? Jadinya hasiba-yahsibu.. Begitu ya?
J: Na’am
26. T: Bedanya dengan "yahsabu" di surat Al-Qiyamah ayat 3 apa ya, ukhtiy?
J: Hasiba yahsibu: menghitung
Hasiba yahsabu: mengira
(Kamus Munawwir)
Jadi harakat bisa membuat arti berbeda meski huruf penyusunnya sama.
27. T: apa yang dimaksud dengan mashdar mim?
J: mashdar mim adalah mashdar yang didahului oleh huruf mim dengan wazan “maf’al”. Tidak semua fi’il memiliki mashdar jenis ini. Oleh karena itu di BISA tidak didalami.
28. T: darimana asal kata dalam bahasa arab ,, mashdar/fiil madhi?.
J: asal/ akar kata dalam bahasa arab: jika kata kerja maka asal katanya adalah fiil madhy. Jika isim maka asal katanya adalah bentuk mufrodnya.
29. T: apa perbedaan isim mashdar & mashdar?
J: isim mashdar sama saja dengan mashdar. Merupakan kata kerja yang dibendakan.
30. T: Afwan.. Kata kerja yg dibendakan maksudnya gimana? Contoh nya seperti apa? Ana ga faham.
J: contoh: menulis (kata kerja) maka tulisan (masdarnya). Sehingga kata kerja berubah menjadi kata benda.
31. T: Untuk rumus batu kali itu apa hanya untuk huruf fa 'a la. Atau untuk setiap huruf yang terdiri atas 3 huruf?.
J: Rumus tersebut bisa digunakan untuk fiil-fiil yang masuk dalam fiil tsulatsy mujarrod
32. T: Bagaimana cara membedakan suatu kata apakah termasuk fiil amr atau fiil madhi yang masuk tsulatsy mazid? Karena kadang diawali juga dengan hamzah.
J: cara membedakaannya di lihat dari lam fiil. Biasanya lam fiil pada fiil amr akan disukun, sedangkan fiil madhinya berharokat fathah. Kemudian 'ain fiilnya pada fiil amr berharokat kasroh sedangkan fiil madhinya berharokat fathah.
33. T: Kenapa nashoro harus masuk bab1 sementara dhoroba harus bab3? Kan sama fathah harakatnya..pada prakteknya gimana kita bisa membedakannya?
Begitu kah?
J: Harus dicatat bahwa bahasa Arab lebih dulu ada dari ilmu sharaf. Seteleh diteliti ribuan kata bahasa arab ada pola serupa (wazan). Jadi kalau pertanyaan kenapa nashara bab 1 dan dharaba bab 3 maka jawabannya, memang dari sananya seperti itu J Ini sama kayak nanya kenapa gula kita sebut gula enggak garam aja dan sebaliknya J
34. T: apakah untuk mengetahui kata ini masuk bab mana itu hrs di hapal? Misalnya kata kataba itu pasti masuk bab 1, ataukah semua kata bisa masuk bab manapun?
J: Betul harus dihapal atau cek kamus. Satu kata hanya akan mengikuti 1 wazan saja.
35. T: apakah manfaat setelah kita bisa menghapalkan aplikasi tashrif? Setelah kita bisa mengubah kata sesuai dengan bab 1 s/d 6, then what's next? Untuk apa?
J: Menurut saya kita jadi tahu bagaimana merubah kata dasar atau masdhar ke kata kerja...benda...perintah...dll..untuk membentuk suatu kalimat yang diinginkan. Saat membaca Al Quran kita lebih mudah dalam menterjemahkannya dan mencari kata-kata yang sulit di dalam kamus.
ustad bagaimana cara Mengetahui Suatu Fiil Masuk Bab 1 2 3 dst?
ReplyDeletemisal d sulastsi mujarrad kan semuanya tersusun dari 3 huruf semua fiil madhynya sama
seperti nazoro dan doroba.
doroba ini bgmaina bisa fiil mudhorinya yadribu
sedangkan nazoro fiil mudhorinya yanzuru? kenapa gak nazoro jadi yanziru?? atau doroba yadrubu???
saya bingungnya disitu ustad...
Assalamu'alaikum
DeleteSalam kenal lmmawati,saya akan coba menjawab pertanyaannya ya
Ítu memang dari sananya sudah begitu,jadi untuk mengetahui sebuah fi'il itu masuk wazan yang mana , memang harus di hafal.setiap kata itu hanya bisa masuk ke dalam satu wazan saja.
Sedikit tips:kalau ada kata yang fa' fi'ilnya atau lam fi'ilnya huruf halqi maka sudah bisa di pastikan dia akan masuk wazan bab 3 yaitu fa'ala-yaf'alu.
Contoh:ja'ala-yaj'alu
Demikian , semoga bermanfaat