MyMenu1

Wednesday, 28 May 2014

Dars 11 : Wazan Isim Mashdar, Isim Fail dan Isim Maf`ul

 

Alhamdulillah kita telah sampai pada dars yang ke-11. Dimana insyaAllah pada dars yang ke-11 ini kita akan mempelajari wazan dari isim mashdar, wazan dari isim fa'il dan wazan isim maf'ul untuk semua bab tsulatsi mujarrod.

Isim Mashdar

Kita telah pelajari sebelumnya bahwa tsulatsi mujarrod ini ada 6 bab yang kita rangkum dengan kalimat BATU KALI MANA BISA TURUN SENDIRI. Yang kita ambil dari kalimat ini adalah huruf vokal dari setiap katanya ;

 

Kata Sakti

Huruf Vokal

Wajan

BAB

Batu

AU

yaf'ulu

يَفْعُلُ

fa'ala

فَعَلَ

1

Kali

AI

yaf'ilu

يَفْعِلُ

fa'ala

فَعَلَ

2

Mana

AA

yaf'alu

يَفْعَلُ

fa'ala

فَعَلَ

3

Bisa

IA

yaf'alu

يَفْعَلُ

fa'ila

فَعِلَ

4

Turun

UU

yaf'ulu

يَفْعُلُ

fa'ula

فَعُلَ

5

Sendiri

II

yaf'ilu

يَفْعِلُ

fa'ila

فَعِلَ

6

 

Ini tashrif/wazan tsulatsi mujarrod dari bab 1 sampai bab 6. Untuk isim mashdar, isim fa'il dan isim maf'ul ini memiliki wazan juga seperti fi'il madhi dan fi'il mudhori, tetapi khusus untuk isim mashdar wazannya adalah sama'iy (سماعي) artinya berdasarkan yang kita dengar dari orang arab, tidak ada rumus baku ( rumus khusus )untuk isim mashdar.

 

Berbeda dengan fi'il madhi, fi'il mudhori, isim fa'il dan isim mashdar yang memiliki rumus, isim mashdar tidak memiliki rumus khusus atau sima`iy sehingga antara 1 kata dengan kata yang lain, antara 1 fi'il dengan fi'il yang lain meskipun ada pada bab yang sama akan memiliki isim mashdar yang berbeda,contohnya ;

Artinya

Isim Mashdar

Artinya

Fiil Mudhori

Artinya

Fiil Madhi

BAB

Pertolongan

نَصْرًا

(akan) menolong

يَنْصُرُ

Telah Menolong

نَصَرَ

1

Tulisan

كِتَابَةً

(akan) menulis

يَكْتُبُ

Telah menulis

كَتَبَ

1

Mari kita perhatikan bentuk mashdarnya nashoro yanshuru نَصَرَ يَنْصُرُ dan kataba yaktubu كَتَبَ يَكْتُبُ.

Untuk kata nashoro نَصَرَ yang artinya telah menolong, mashdarnya adalah nashron نَصْرًا (pertolongan), untuk kataba yaktubu كَتَبَ يَكْتُبُ mashdarnya adalah kitaabatan كِتَابَةً (tulisan).

*sebagai catatan tambahan, ingat bahwa isim mashdar adalah membendakan kata kerja

artinya dari kata kerja menolong maka nashron نَصْرًا (pertolongan), dari kata kerja menulis maka kitaabatan كِتَابَةً adalah tulisan. Kalau dalam istilah bahasa inggris "gerund" (membendakan kata kerja). Nah, kita perhatikan antara nashron نَصْرًا dengan kitaabatan كِتَابَةً sangat jauh sekali, tidak ada kemiripan antara keduanya. Karena memang isim mashdar itu sima'iy, antara 1 fi'il dengan fi'il yang lain, isim mashdarnya berbeda-beda. Itulah mengapa isim mashdar disepakati sebagai asal muasal kata, bukan fi'il madhi.  Meskipun pada pembelajaran, pada kitab-kitab yang semua membahas ilmu nahwu&ilmu shorof, maka biasanya yang sering dimunculkan sebagai kata asal adalah fi'il madhi karena lebih mudah untuk diingat, berbeda dengan isim mashdar yang harus dihafal. Jadi memang seperti itu. Untuk memgetahui mashdar dari fi'il tertentu maka kita harus menghafalnya, karena tidak ada rumus bakunya.

Oleh karena itu untuk memudahkan para peserta pemula ilmu shorof, kami telah menyiapkan bab tersendiri di buku diktat "Ilmu Shorof Untuk Pemula", silahkan dilihat di lampiran diktat, di situ kami tampilkan fi'il-fi'il beserta mashdarnya. Jadi insyaAllah dengan menghafal beberapa kata yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, kita hafal bentuk mashdarnya, insyaAllah itu akan lebih memudahkan kita dalam memahami dan menghafal fi'il-fi'il beserta mashdarnya.

Isim Fa`il

Selanjutnya kita bahas tentang isim fa'il. Isim fa'il dari maknanya adalah untuk pelaku, artinya orang yang melakukan, orang yang berbuat. Kemudian rumus untuk isim fa'il sangat mudah, yakni sesuai dengan namanya (isim fa'il), rumusnya adalah ;

faa'ilun فَاعِلٌ. Contohnya :

Arti dan lafal

Isim Fail

Arti dan lafal

Fiil Madhi

No

Orang yg menolong

نَاصِرٌ

Telah Menolong

نَصَرَ

1

Orang yg melihat

نَاظِرٌ

Telah Melihat

نَظَرَ

2

Orang yg membuka

فَاتِحٌ

Telah membuka

فَتَحَ

3

Aalimun

عَالِمٌ

Alima

عَلِمَ

4

Haasibun

حَاسِبٌ

Hasiba

حَسِبَ

5

Melihat table diatas Insya Allah ada cara mudah untuk membuat isim fa`il yaitu fa ف fi'ilnya dikasih alif ا, kemudian 'ain ع fi'ilnya dikasrohkan, lam ل fi'ilnya diberi dhommahtain. Maka Jadilah Isim Fail.

Untuk semua bab 1, bab 2 hingga bab 6 semuanya rumusnya sama faa'ilun فَاعِلٌ, ini untuk isim fa'il.

Isim Maf`ul

Kemudian untuk isim maf'ul. Isim maf'ul sama dengan isim fa'ilnya, rumusnya sesuai dengan namanya, maf'uulun مَفْعُوْلٌ. Isim maf'ul sendiri dari sisi makna adalah korban/objek (orang yang di-) . Jadi kalau misalkan :

  • fataha فَتَحَ (telah membuka) maka maftuuhun مَفْتُوْحٌ (yang dibuka)
  • nazhoro نَظَرَ (telah melihat) maka manzhuurun مَنْظُوْرٌ (yang dilihat)

Jadi mudah insyaAllah, rumusnya adalah maf'uulun مَفْعُوْلٌ, Cara mudah membuat isim maf`ul yaitu, tinggal ditambahkan mim م di depannya, kemudian huruf pertamanya dilebur (disukunkan)

contohnya;

  • Nazhoro - manzhuurun نَظَرَ  - مَنْظُوْرٌ

Manzhuurun مَنْظُوْرٌ, nun ن disukunkan, ditambahkan mim م didepannya (man مَنْ )، kemudian setelah 'ain fi'il zha ظ dikasih waw وْ sukun manzhuurun مَنْظُوْر

  • Kataba - maktuubun كَتَبَ - مَكْتُوْبٌ

Maktuubun مَكْتُوْبٌ, kaf ك disukunkan, ditambahkan mim م didepannya (mak مَكْ)، kemudian setelah 'ain fi'il ta ت dikasih waw وْ sukun maktuubun مَكْتُوْبٌ

  • Nashoro - manshuurun نَصَرَ – مَنْصُوْرٌ –> nashoro نَصَرَ -> man مَنْ
    kemudian setelah 'ain fi'il diberi sukun -> manshuurun مَنْصُوْرٌ

jadi,

  • nazhoro manzhuurun نَظَرَ – مَنْظُوْرٌ
  • kataba yaktuubun كَتَبَ – مَكْتُوْبٌ
  • nashoro manshuurun نَصَرَ - مَنْصُوْرٌ

Seperti itulah rumus dari isim maf'ul. Jadi insyaAllah mudah bukan?.

Tashrif Bab 1 sampai Bab 6

Kemudian mari kita berikan contoh tashrif dari bab 1 sampai bab 6,

Bab 1

( batu ) kita ambil kataba كَتَبَ berarti tashrifnya

مَكْتُوْبٌ

كَاتِبٌ

كِتَابَةً

يَكْتُبُ

كَتَبَ

maktuubun

kaatibun

kitaabatan

yaktubu

kataba

Bab 2

(fa'ala yaf'ilu فَعَلَ يَفْعِلُ, kali), kita ambil dhoroba ضَرَبَ (telah memukul), tashrifnya

مَضْرُوْبٌ

ضَارِبٌ

ضَرْبًا

يَضْرِبُ

ضَرَبَ

madhruubun

dhooribun

dhorban

yadhribu

dhoroba

Bab 3

(aa, fa'ala yaf'alu فَعَلَ يَفْعَلُ,mana), contohnya fataha فَتَحَ berarti tashrifnya

مَفْتُوْحٌ

فَاتِحٌ

فَتْحًا

يَفْتَحُ

فَتَحَ

maftuuhun

faatihun

fathan

yaftahu

Fataha

Bab 4

(ia, fa'ila yaf'alu فَعِلَ يَفْعَلُ, bisa), contohnya 'alima عَلِمَ maka i'robnya adalah

مَعْلُوْمٌ

عَالِمٌ

عِلْمًا

يَعْلَمُ

عَلِمَ

ma'luumun

'aalimun

'ilman

ya'lamu

'alima

Bab 5

(uu, fa'ula yaf'ulu فَعُلَ يَفْعُلُ,turun), contohnya sholuha صَلَحَ atau contoh yang sering kita gunakan qoruba قَرُبَ  (telah dekat),

?

قَرِيْبٌ

قُرْبَةً

يَقْرُبُ

قَرُبَ

?

qoriibun

qurbatan

yaqrubu

qoruba

nah khusus untuk fi'il bab ke-5 ini ada sedikit keanehan dalam tashrifnya, kenapa? Karena pada dasarnya fi'il-fi'il bab ke-5 itu bukan kata kerja tetapi kata SIFAT ,

contohnya qoruba قَرُبَ artinya telah dekat, ini bukan kata kerja, kemudian ba'uda بَعُدَ (telah jauh), ini bukan kata kerja sehingga ada beberapa kata yang tidak kita temukan, contohnya apa? Contohnya tadi ba'uda بَعُدَ misalkan, ba'uda بَعُدَ (artinya telah jauh) kemudian yab'udu يَعْبُدُ (sedang jauh), kemudian mashdarnya bu'dan بُعْدًا (artinya kejauhan), kemudian isim fa'ilnya TIDAK ADA (tidak ada isim fa'ilnya),

isim maf'ulnya apalagi karna secara makna tidak bisa diterima (tidak bisa diterima telah dekat, isim maf'ulnya apa? tidak ada kalau kita katakan "orang yang didekati" itu fi'il madhinya bukan mendekati jadi beda antara fi'il madhi telah dekat dengan mendekati. Sehingga fi'il yang ada pada bab 5 itu TIDAK memiliki isim fa'il dan isim maf'ul. Tetapi dia punya istilah pengganti, di bab 5 ini ada sifat MUSYABBAHAH (sifat yang diserupakan isim fa'il), contohnya qoruba قَرُبَ, sifat musyabbahahnya adalah qoriibun قَرِيْبٌ (dekat), kemudian ba'da بَعْدَ sifat musyabbahahnya ba'iidun بَعِيْدٌ.

Ini untuk bab 5 jadi untuk bab 5 ada PENGECUALIAN (jadi bab 5 tidak memiliki isim fa'il dan isim maf'ul), dia hanya memiliki sifat musyabbahah (kata sifat yang diserupakan dengan isim fa'il), contohnya tadi ba'iidun بَعِيْدٌ (jauh) atau qoriibun قَرِيْبٌ (dekat). Dan sifat musyabbahah ini tidak ada rumusnya, artinya sifat musyabbahah untuk 1 fi'il di bab 5 dengan fi'il di bab 5 yang lain itu berbeda-beda, tapi umumnya wazannya adalah fa'iilun فَعِيْلٌ, contohnya qoriibun قَرِيْبٌ (qoruba qoriibun قَرُبَ - قَرِيْبٌ ), ba'uda ba'iidun بَعُدَ بَعِيْدٌ, karuma kariimun كَرُمَ كَرِيْمٌ, ini yang paing banyak (fa'iilun فَعِيْلٌ), ini bab 5.

Bab 6

contohnya fi'il yang masuk ke bab 6 hasiba حَسِبَ, maka tashrifnya adalah

مَحْسُوْبٌ

حَاسِبٌ

حِسَابًا

يَحْسِبُ

حَسِبَ

mahsuubun

haasibun

hisaaban

yahsibu

hasiba

Alhamdulillah dari uraian diatas kita telah mempelajari dari tashrif, mulai dari tashrif fi'il madhi ke fi'il mudhori, ke isim mashdar, ke isim fa'il  dan isim maf'ul.

Kesimpulan Dars 11

Isim mashdar tidak memiliki rumus karena ia bersifat sima'iy artinya kita harus menghafalnya. Sedangkan untuk isim fa'il rumusnya adalah faa'ilun فَاعِلٌ dan ini berlaku untuk seluruh bab, contohnya nashoro naashirun نَصَرَ نَاصِرٌ , 'alima 'aalimun عَلِمَ عَالِمٌ , hasiba haasibun حَسِبَ حَاسِبٌ , kecuali bab 5, bab 5 tidak memiliki isim fa'il.

Isim maf'ul memiliki rumus maf'uulun مَفْعُوْلٌ , ini ber'alu untuk bab 1 sampai bab 6, nashoro manshuruun نَصَرَ مَنْصُوْرٌ , nazhoro manzhuurun نَظَرَ مَنْظُوْرٌ , 'alima ma'luumun عَلِمَ مَعْلُوْمٌ , dhoroba madhruubun ضَرَبَ مَضْرُوْبٌ , semuanya mudah insyaAllah. Tetapi dikecualikan juga untuk bab 5 karena bab 5 tidak memiliki isim maf'ul, secara makna tidak bisa diterima. Alasannya, semua fi'il yang masuk ke bab 5 adalah kata sifat (bukan kata kerja), sehingga kata sifat tidak mungkin memiliki objek.

Insya Alloh untuk pelajaran yang ke-11 cukup sampai di sini.

Tetapi sebelum saya tutup, kita harus mengetahui tentang fi'il lazim dan fi'il muta'addi. Ada fi'il yang tidak membutuhkan objek&ada fi'il yang membutuhkan objek. Ada fi'il transitif (butuh pada objek) ada fi'il yang intransitif (tidak butuh objek). Fi'il yang butuh objek disebut muta'addi dan fi'il yang tidak butuh objek disebut fi'il lazim. Contohnya jalasa جَلَسَ (telah duduk), duduk ini tidak butuh objek, berbeda dengan, misalnya, nashoro نَصَرَ (telah menolong) berarti ada yang ditolong.  Sedangkan jalasa جَلَسَ (telah duduk) maka tidak ada objeknya. Sehingga fi'il-fi'il lazim (fi'il-fi'il yang tidak butuh objek) tidak memiliki bentuk isim maf'ul. Jadi kata jalasa جَلَسَ butuh,

?

جَالِسٌ

جُلُوْسًا

يَجْلِسُ

جَلَسَ

?

jaalisun

julusan

yajlisu

jalasa

isim maf'ulnya tidak ada (tidak boleh kita katakan majluusun). Kenapa? Karena duduk ini kata kerja yang tidak butuh objek, sehingga kalau kita katakan majluusun مَجْلُوْسٌ yang diduduki ini tidak dapat diterima. Kalau kita katakan "yang diduduki" nah ini beda lagi, bedakan antara telah duduk dengan telah menduduki. Engkau telah menduduki...ya, ini ada isim maf'ulnya (yang diduduki), tetapi kalau telah duduk tidak ada isim maf'ulnya.

Contoh lain supaya lebih jelas fi'il yang tidak butuh objek, misalkan khoroja  خَرَجَ (artinya telah keluar). Kalau kita ngomong "Saya telah keluar dari rumah", maka keluar ini tidak butuh objek, berbeda dengan misalkan nashoro نَصَرَ (telah menolong), ada yang ditolong, nashortu zaidan نَصَرْتُ زَيْدًا  (saya telah menolong zaid), berbeda dengan khoroja خَرَجَ , khorojtu minal bayti خَرَجْتُ مِنَ الْبَيْتِ (saya telah keluar dari rumah), maka kata keluar tidak butuh dengan objek, maka tidak ada isim maf'ulnya. Jadi tidak boleh kita katakan makhruujun مَخْرُوْجٌ (yang dikeluar) karena tidak bisa diterima secara makna.

Lalu mungkin akan ada yang mengatakan "Bagaimana dengan yang dikeluarkan?". Nah, berbeda antara telah keluar dengan telah mengeluarkan, contohnya kalau kita baca kitab hadits "akhrojahu al-bukhori أَخْرَجَحُ الْبُخَارِى , hadits ini dikeluarkan oleh bukhori), nah akhroja أَخْرَجَ beda dengan khoroja خَرَجَ . Kalau khoroja خَرَجَ keluar saja tetapi kalau akhroja أَخْرَجَ mengeluarkan, kalau mengeluarkan muta'addi (dia butuh objek), ada yang dikeluarkan, berbeda dengan khoroja خَرَجَ , ini tidak butuh objek. Semua fi'il lazim tidak butuh isim maf'ul. Semua fi'il yang tidak butuh objek maka tidak ada bentuk isim maf'ulnya.

Saya rasa ini tambahan faidah saja.

Semoga bermanfaat.

6 comments:

  1. apa isim fa'il & isim maf'ul bagi حصد ?

    ReplyDelete
  2. jazakaLLoh ustadz...makasi tlh berbagi ilmu....
    sangat bermanfaat..

    ReplyDelete
  3. Saya pingin nanya ustad, kalau kitab ada baris ok, tp kalw kitab tidak ada baris, bgaimna cara memngetahui bahwa wazan tersebut fa'ala atau fa'ila..
    Trimks...

    ReplyDelete
  4. Fa'ilnya hamida haamid, maf'ulnya mahmuud. Untuk mengetahui wazn fa'ala atau fa'ula atau fa'ila lihat di kamus

    ReplyDelete
  5. Ana pengen tanya tadz: Kenapa Kata Jalasa tidak memiliki Tshrif untuk Isim Alat?

    ReplyDelete
  6. Namanya sy afthon ilman mubarok, yang benar tulisanya افطن علما مبارك atau افطن علمان مبارك ??

    ReplyDelete

Share